Manfaatkan Sampah Plastik, Mahasiswa KKN Buat Ecobrick

Mahasiswa KKN Melayu Serumpun yang berlokasi di Desa Penyandingan, Kecamatan Marga Punduh, Pesawaran, manfaatkan sampah plastik yang ada di sekitar desa tersebut menjadi ecobrick. Mahasiswa bersama masyarakat membuat plang nama desa dari ecobrick tersebut sejak 13 Agustus sampai 25 Agustus 2023.
Ecobrick adalah botol plastik yang berisi sampah plastik diisi hingga penuh. Bahan utama yang harus tersedia dalam membuat ecobrick adalah sampah plastik.
Tujuan dari ecobrick adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Mahasiswa KKN Melayu serumpun yang turut berkontribusi dalam pembuatan ecobricks adalah Kelompok 44 terdiri dari mahasiswa perwakilan UIN Raden Intan Lampung, UIN FAS Bengkulu, UIN Syahada Padangsidimpuan, IAIN Metro, IAIN Lhokseumawe, dan UIN Batusangkar.
Desa Penyandingan memiliki jembatan besar dan terdapat sungai atau kali membuat banyak sampah berserakan, baik itu sampah organik maupun anorganik. Selain di sungai, di daerah perumahan maupun di sekitar jembatan, tak sedikit sampah berserakan. Dengan itu, mahasiswa berinisiatif untuk mengurangi sampah yang berserakan dengan membuat ecobricks.
Menurut Ricky Sudaryanto selaku Koordinator Desa Penyandingan menyatakan bahwa ecobrick merupakan program unggulan yang luar biasa. “Mengapa saya katakan luar biasa? Karena ecobrick yang kami buat, disambut baik oleh beragam komponen masyarakat. Mulai dari aparat desa, pemuda, maupun ibu-ibu yang turut serta dalam menjalankan program tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Program Riski Putra Harahap mengungkapkan bahwa pemanfaatan limbah atau benda tak terpakai, setelah diolah sedemikian rupa memiliki daya Tarik yang memikat mata. “Proses pembuatan atau perakitan yang melibatkan banyak pihak, juga menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antar sesama,” tambah mahasiswa dari UIN Syahada Padangsidimpuan tersebut.* (Rosita Putri Pertiwi/NF)